Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridaan dan surga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya
Yubasysyiruhum robbuhum birochmatin minhu {Allah menggemberikan pada mereka (oleh) Tuhan mereka dengan rahmat dari-Nya} : ini adalah janji Allah yang agung, karena Allah yang berjanji pasti ditetapi. Wajib berjuang di jalan Allah hanya untuk mengharap rahmat dan ridhonya Allah saja dan wajib berusaha mendapatkan kabar gembira dari Allah saja. Kabar gembira yaitu rahmat dari allah. Wajib berusaha mendapatkan rahmat Allah yaitu kemudahan berbuat baik dan kesulitan untuk berbuat jahat.
Wajib yakin bahwa Allah telah menggembirakan orang yang jihad di jalannya dengan rahmat di dunia dan akhirat. Yakin bahwa dibalik susah payahnya jihad ada nikmat. Yakin bahwa hal yang menggembirakan datangnya dari Allah bukan dari yang lain. Rahmat di dunia yaitu di beri kasih sayang oleh Allah melaui banyak perantara sebagaimana Nabi bersabda, “Allah menjadikan rahmat 100 bagian, 99 bagian Allah tahan dan Allah turunkan ke bumi satu bagian. Satu bagian itulah yang menyebabkan sesama mahluk saling menyayangi sampai kuda mengangkat telapak kakinya dari anaknya khawatir mengenainya.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Sedangkan, rahmat Allah di akhirat yaitu diselamatkan dari azab selama di dunia dan di kahirat serta dimulyakan di syurga, sebagaimana firman Allah, “……Keimanan dan jihad itu adalah lebih baik bagi kalian, jika kalian benar-benar menyadari beratnya adzab akhirat. Allah akan mengampuni semua dosa kalian. Allah memasukkan kalian ke dalam surga-surga. Surga-surga itu di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah memasukkan kalian ke tempat tinggal yang indah dalam surga ‘Adn. Itu semua adalah kemenangan yang besar. Hal lain yang kalian inginkan adalah pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat. Wahai Muhammad, berilah kabar gembira kepada orang-orang mukmin” (Q.S. Ash-Shaff:10-13).
Nabi SAW juga bersabda, “Orang yang menjaga di tapal batas(jihad), sehari semalam lebih baik dari puasa dan shalat malam selama sebulan. Dan jika ia mati, maka mengalirlah (pahala) amal yang biasa ia kerjakan, diberikan rizkinya, dan dia dilindungi dari adzab (siksa) kubur dan fitnahnya”. (HR. Bukhori)
Wa ridlwaanin {dan keridhoan dari Allah} : Derajatnya yang tinggi adalah ridhonya Allah. Wajib berusaha mendapat kan ridhonya Allah dengan cara iman, hijrah dan jihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Wajib jihad hanya untuk mengharap ridho Allah, bukan agar dikenal, agar disanjung manusia dan sebagainya. Nabi bersabda, Artinya: “Barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan membuat Allah murka, maka ia diserahkan oleh Allah kepada manusia. Dan barangsiapa membuat manusia murka dengan keridhoan Allah, maka Allah akan mencukupinya dari kejahatan manusia.” (HR. Ibnu Hibban)
Haram jihad untuk disanjung atau untuk kesombongan, sebagaimana diperingatkan oleh Nabi, Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “orang yang pertama kali diputuskan pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid di jalan Allah. Lalu dia didatangkan, kemudian Allah memperlihatkan kepadanya nikmat-Nya, maka dia pun mengenalinya. Allah berkata, “Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?” Orang tersebut menjawab, “Aku telah berperang di jalan-Mu sampai aku mati syahid.” Allah berkata, “Engkau dusta, akan tetapi engkau melakukan itu supaya disebut sebagai seorang pemberani dan ucapan itu telah dilontarkan.” Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, maka dia diseret dengan wajahnya terjerembab di tanah sampai dia pun dilemparkan ke neraka (HR. Muslim).
Kita wajib terus belajar memahami mana yang seharusnya di dulukan antara yang wajib dan yang Sunnah, agar mendapatkan ridhonya Allah. Utamanya belajar mengilmui setiap perbuatan lahir maupun bathin, sebab memperbaikin lahir dan bathin termasuk dalam jihad. Nabi bersabda, “kalian datang sebaik baik kedatangan, kalian datang dari jihad kecil menuju jihad besar” meraka bertanya, apakah jihad besar itu?”, beliau bersabda. “Mujahadahnya seorang hamba terhadap hawa nafsuunya”. (HR Al Baihaqi)
Contoh dari kisah dalam kitab tentang laki-laki yang berpergian jauh dan berpesan pada istrinya jangan turun dari atas kebawah. Sedangkan ayahnya berada di bawah dalam keadaan sakit, lalu ia mengutus seorang wanita untuk menghadap Rosulullah SAW untuk meminta izin kepada beliau bahwa ia ingin turun ke bawah menjenguk ayahnya, maka Rosululloh Saw berssabda: “taatilah suamimu dan jangan turun”. Dan kahirnya ayahnya meninggal dan wanita itu meminta izin Rosulullooh untuk diperkenankan turun melihat jenazah ayahnya. Rosulullohh bersabda, “taatlah pada suamimu dan jangan turun”. Lalu ayahnya di makamkan oleh Rosululloh dan menyampaikan kepada wanita bahwa Allah mengampuni dosa-dosa ayahnya lantaran taatnya kepada suami.
Wajannaatin {dan surga-surga}: wajib berusaha mendapatkan surha dengan iman, hijrah dan jihad di jalan Allah, serta wajib yakin bahwa orang yang jihad di jalan Allah dengam benar benar untuk mengharap ridho Allah maka pasti balas surga. Hal ini juga dikuatkan dengan hadist Nabi yang artinya “Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhori & Muslim)
Rosululloh SAW juga bersabda “Wajib atas kalian berjihad di jalan Allah Tabaaraka wa Ta’ala, karena sesungguhnya jihad di jalan Allah itu merupakan salah satu pintu dari pintu-pintu Surga, Allah akan menghilangkan dengannya dari kesedihan dan kesusahan.” (HR. Al Hakim & Ahmad).
Lahum fiihaa na’imun muqiimun {dan bagi mereka kenikmatan yang menetap kekal}: Wajib berusaha mendapatkan syurga dengan iman, hijrah dan jihad di jalan Allah. Ini saja yang kita cari yaitu syurga yang didalamnya penuh kenikmatan yang kekal, sehinga di dunia susah payah untuk agama Allah tidak masalah.
Haram enak enakkan selama di dunia, sebab akan menyengsarakan di dunia dan akhirat. Sebagaimana diceritakan Dari Mujalid, dari Sya’bi ia berkata: ‘Ketika Abu Bakar as‑Shiddiq naik mimbar, beliau menyebutkan hadits dan di dalam hadits itu beliau mengatakan: “Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah, melainkan Allah timpakan kekafiran terhadap mereka” (HR. Ibn`Asakir)
Dan dari Abu Bakar as-Shiddiq ra berkata: “Wahai manusia sesungguhnya pada tahun pertama di dalam bulan seperti bulan ini aku telah mendengar Rasulullah berbicara di atas mimbar: Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah melainkan Allah hinakan mereka, dan tidaklah suatu kaum meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar melainkan Allah ratakan azab atas mereka.” (HR Said bin Mansur di dalam Syifaa’ ash Shuduur)
QS. at taubah 22
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, di sisi Allah terdapat pahala yang besar.
Khoolidiina fiihaaa abadaa {orang-orang yang kekal didalamnya (surga) selama-lamanya}: sudah khoolidiina ditambah abaadan. Jadi surge yang di janjikan Allah bagi orang yang iman, hijrah dan jihad ini benar-benar kekal selamanya tidak ada batas akhirnya. Allah yang Maha hidup mempunyai alam yang kekal selamanya, surga juga begitu, neraka juga begitu, sedangkan dunia sangatlah sebentar jadi akhirat itu sangatlah dekat. Oleh karena itu, gunakanlah waktu di dunia untuk berbuat baik sebanyak-banyaknya.
Caranya baik di dunia ya jalan kan syariat, mengertilah syariat, yang haram itu apa? Tinggalkan, yang halal & yang wajib itu apa? Jalankan, itu saja. Jangan ngeyel ngeyel. Orang kalau bodoh terombang-ambing oleh syetan. Nauzhubillah.
Amal sholeh yang bagus adalah amal sholeh yang diberi oleh Allah, yang datangnya dari Allah itu yang diterima oleh Allah, kalau dari kamu maka tidak diterima oleh Allah, kamu kotor, kamu bodoh, Contoh: “ya Allah, engkau yang memberikan karunia ngaji, maka terimalah amal sholeh ngaji saya ini” maka diterima olehAllah, tetapi jika “ya Allah ini saya ngaji, ini amalku yah” maka amalnya kotor, tidak diterima oleh Allah.
Wajib amal sholeh yang diperintah oleh Allah, miskin tapi ingin zakat, maka zakatlah dengan ilmu, zakatlah dengan istighosah dan sholat yang benar. Sholat yang benar yaitu yang”shirootolladziina an`amta `alaihim” yaitu seperti orang yang diberi nikmat oleh Allah. Maka bergurulah pada Ulama atau bertoriqoh, apa yang diperintah guru itulah perintah Allah, apa yang bukan perintah guru berarti bukan perintah Allah. Begitulah maha bijaksananya Allah mengangkat orang yang berilmu. Kalau sudah berguru maka jangan menghendaki isinya dunia dan keindahannya, jika tidak begitu maka putus sudah, karna tidak mungkin antara dunia dan akhirat dikumpulkan, sebagaimana barat dan timur, semakin lari ke barat berarti semakin lari meninggalkan timur.
Belajarlah dan bacalah kitab-kitab yang ditulis oleh orang-orang yang ikhlas, karna dunia dan akhirat itu bagaikan timbangan antara kiri dan kanan. Kalau cinta dunia pasti tidak cinta akhirat. Kalau cinta akhira pasti tidak cinta dunia. Tidak bisa cinta dunia dan akhirat.
Kita terus menerus ingat akhirat, ingat ayat Allah, ingat surga yang kekal selamanya, sehingga terjaga dari maksiat. Wajib yakin bahwa orang yang memperoleh karunia tersebut (keridhoanNya) akan tetap tinggal di syurga selamanya. Diqiyaskan dengan ini adalah orang yang beriman, berjihad, berhijrah, dan mengorbankan kekayaannya dan dirinya akan memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah berupa syurga yang kekal.
Kita raih syurga yang selamanya dengan cara berbuat kebaikan saat ini tidak perlu menunggu besok, karena walaupun hanya satu detik di waktu sekarang maka akan dilipatgandakan Allah di kahirat nantinya.
Inna Alloha ‘indahuu ajrun ‘azhiim {sungguh Allah disisi-Nya pahala yang sangat besar}: Kita cari pahala atau kebaikan disisi Allah saja, sebab Allahlah yang mempunyai pahala yang sangat besar atas amal yang sangat kecil. Amal kecil yaitu menahan dari tidak cemberut, menyenangkan orang karena Allah, dan lain-lain yang mengharapkan balasan di akhirat.
Haram bagi orang mukmin berjuang dan berharap pada selain kebaikan dari Allah, contohnya mengharap tahta, sanjungan dan lain-lain. Kita cari kebaikan atau pahala di sisi Allah saja, sebab hanya Allah yang mempunyai balasan yang sangat besar. Inilah yang dinamakan tidak cinta dunia.
Manusia tidak dapat, tidak cinta dunia kecuali mengetahui ilmunya. Ilmunya yaitu ilmu tentang Allah yang sumbernya adalah Al qur`an dan Hadist.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mencari ridho Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari ridho manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)